Rabu, 19 November 2014

PERKEBUNAN KOPI

Sekilas Aturan Penggunaan Nama Kopi Gayo, Setelah adanya Indikasi Geografis (IG) kopi Gayo


Nama Kopi Arabika Gayo hanya bisa digunakan untuk kopi murni yang berarti bahwa kopi yang dijual dengan nama ini harus memiliki komposisi 100% kopi Arabika Gayo.  Kopi Campuran tidak bisa menggunakan kata Gayo. Dalam hal kopi gayo dipergunakan sebagai campuran maka presentase komposisi kopi gayo harus dicantumkan  dalam informasi komposisi bahan atau kandungan misal :
Kopi-kopi  selain dari grade 1 tidak bisa  di katakan sebagai kopi gayo, kalau pun itu dipergunakan sebagai campuran, maka persentase komposisi kopi Gayo yang digunakan harus secara jelas dicantumkan dan nama kopi Gayo dapat muncul di daftar komposisi campuran.
Aturan-aturan penggunaan nama kopi Arabika Gayo antara lain:
1.    Pemakaian kata Gayo sebagai  merek dagang oleh pihak ketiga tidak diperkenankan
2.   Pemakaian kata Gayo secara tanpa hak  oleh pihak ketiga melingkupi kata ala, serupa, sekualitas, tiruan rasa, dibuat dengan cara-cara atau translasinya dalam bahasa lain termasuk juga penggunaan kata-kata yang dapat menyesatkan konsumen mengenai asal barang
3.    Setiap anggota yang telah memiliki merek dagang terdaftar  yang menggunakan kata Gayo sebagai unsur  dalam merek dagangnya  wajib memberitahukan kepada MPKG
4.    Setiap penggunaan kata Gayo oleh pihak ketiga, harus mendapatkan rekomendasi dari MPKG dengan menaati ketentuan dalam buku persyaratan serta harus didaftarkan ke Ditjen HKI sesuai ketentuan Pasal 15 PP No. 51

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Kopi Arabika

Produksi dan mutu kopi arabika dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar dapat dipilahkan menjadi 5 macam, yaitu:
1. bahan tanam (varietas)
- secara genetik bahan tanam memiliki perbedaan potensi mutu, daya hasil, dan sifat-sifat lain.
- penanaman kopi arabika sebaiknya menggunakan bahan tanam yang memiliki potensi mutu baik, dayahasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, dan sifat-sifat baik lainnya.
- Bahan tanam yang digunakan sebaiknya berasal dari sumber benih yang resmi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Bibit kopi hendaknya dipersiapkan dengan baik dan hendaknya hanya bibit-bibit yang baik saja untuk ditanam dikebun.
2. Faktor alam
- Penanaman kopi arabika dianjurkan pada ketinggian 1000 m dpl atau lebih. penanaman pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl biasanya mutu citarasanya kurang bagus dan tingkat serangan hama dan penyakit lebih tinggi
- Curah hujan yang terlalu tinggi akan dapat mengganggu penyerbukan dan seringkali menyebabkan terjadinya keguguran buah muda - Intensitas awan yang telalu tinggi dapat mempengaruhi mutu citarasa kopi arabika karena proses penjemuran terlalu lambat
- Di beberapa daerah seringkali ada gangguan angin kencang yang berakibat pada keguguran daun dan buah - Di beberapa tempat di Indonesia (misalnya di Jawa Timur ) kadang-kadang perkebunan diserang oleh embun upas (frost) pada malam hari yang menyebabkan kerusakan tanaman yang cukup parah ( daun dan ranting mengering)
3. Faktor Pengelolaan (Manajemen) Kebun kopi
- Pengelolaan kebun yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh sehat dan akan berakibat pada produksi tinggi serta mutu buah kopi merah yang baik
- Pengelolaan tanaman yang baik perlu diawali dengan persiapan tanaman yang baik mulai dari tata tanam, penanaman penaung, pembuatan lubang tanam, pembuatan teras pada lahan miring, dll. Persiapan tanam sebaiknya dilakukan setahun sebelum bibit kopi ditanam di lapangan.
- Penanaman bibit kopi hendaknya dilakukan dengan baik dan pada saat yang tepat agar bibit yang ditanam dapat tumbuh baik dan tidak mengalami cekaman kekeringan setelah ditanaman
-Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan baik yaitu mulai pangkas bentuk, pangkas lepas panen, pangkas tunas air, dan pangkas cabang-cabang yang tidak bermanfaat (misalnya: cabang balik, cabang cacing, cabang lemah, cabang terserang hama dan Penyakit, dll)
- Pengelolaan kesuburan tanah perlu dilakukan dengan baik yaitu dengan mencegah terjadinya erosi tanah (khususnya pada lahan miring), Pembuatan lubang angin, pemupukan serta pencangkulan untuk membersihkan dan membenamkan gulma.
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara teratur dan terpadu dengan mengutamakan cara pencegahan daripada cara pemberantasan.
- Pengendalian gulma dilakukan secara teratur
- Pemangkasan penaung perlu dilakukan secara teratur agar tanaman kopi dapat memperoleh sinar matahari dalam jumlah cukup
4. Cara Panen
- Cara panen sangat menentukan mutu kopi yang akan dihasilkan
- Panen sebaiknya dilakukan secara teratur dan hanya buah-buah yang masak optimal saja yang dipetik - Setelah panen selesai perlu dilakukan pemisahan buah-buah hijau, kuning, keriput, dan kering. buah-buah ini akan dapat menimbulkan cacat fisik biji kopi dan cacat rasa setelah kopi diseduh
5. Cara Penanganan Pasca Panen
- Buah hasil panen yang sudah dipisahkan dari buah-buah kurang bagus agar langsung dilakukan pengelupasan kulit buah menggunakan mesin penggiling kopi (pulper)
- Sebelum dilakukan penggilingan agar buah dirambang terlebih dahulu, buah yang mengapung dipisahkan dan diolah sendiri
- Tidak boleh menyimpan buah merah, karena kulit buah akan membusuk dan menimbulkan cacat rasa bau busuk atau basi (fermented, stinker) pada kopi seduhan
- Penjemuran harus dilakukan dengan bersih dan sehat, gunakan alas untuk penjemuran (misal: para-para, terpal plastik, anyaman bambu, dll) jaga agar kopi tidak berjamur pada saat penjemuran karena dapat menimbulkan cacat citarasa
- Karung yang digunakan untuk biji kopi harus bersih, bebas dari kotoran dan bau-bau asing
- Jika dilakukan penyimpanan biji kopi hendaknya dilakukan pada ruangan bersih dan bebas dari bau-bau asing. Kadar biji yang disimpan hendaknya telah mencapai 12-13% atau kurang agar tidak berjamur selama penyimpanan, karena jamur dapat menimbulkan cacat citarasa.
(Surip Mawardi)dikutip dari buku Panduan Budidaya dan Pengolahan kopi Arabika Gayo,

Harga Kopi di Terminal New york (NY"C")

Dalam perdagangan kopi arabika banyak mengacu pada terminal yang diselenggarakan oleh New York Board of Trading (NYBOT) atau yang dikenal dengan nama terminal New york. Kontrak perdagangan kopi menurut NYBOT disebut dengan istilah NY "C". Harga kopi Arabika di terminal New York dinyatakan dalam sen US$ per pound atau cen US$/lbs. Perlu dijelaskan disini bahwa 1 US$=100 sen dan 1 lbs (pound)=0,4540 kg.
Harga yang tertera di teminal New York mendasarkan pada standart mutu kopi Arabika Brazilian natural dan barang diterima di pelabuhan di amerika serikat.
Harga kopi Arabika mutu 1 dari dataran tinggi gayo biasanya lebih mahal dari pada harga NY "C", hal ini karena kopi gayo atau kopi sumatra dikelompokkan dalam other milds yang memiliki mutu lebih baik dibanding dengan mutu kopi Arabika Brazillian natural. Nilai kontrak ekspor biasanya berbasis FOB (free on board), yaitu barang di atas palka kapal di pelabuhan eksportir, untuk arabika gayo biasanya harganya lebih tinggi antara 30-40 sen US$/lbs. Tambah harga seperti ini dalam perdagangan disebut dengan istilah premium harga.
Harga kopi ditingkat petani gayo sekitar 70% atau lebih dari harga FOB. Keragsman harga ditingkat petani ini terjadi karena mutu yang kopi biji yang dihasilkan petani (asalan) juga sangat beragam, terutama jika ditinjau dari segi kadar air dan rendemen. Selisih persentase harga tersebut bukan berarti keuntungan eksportir seluruhnya, karena eksportir masih harus membsyar beaya transportasi, pengeringan ulang, sortasi, pajak, dokimen, susut berat, karung dan lain-lain.
Di dataran tinggi gayo telah terjadi persaingan yang cukup ketat dalam pembelian kopi di tingkat petani karena telah banyak eksportir yang langsung melakukan pembelian di tingkat petani. Kondisi seperti ini sangat berarti bagi petani karena dapat membandingkan harga pembelian oleh eksportir satu dengan lainnya.beberapa kelompok tani sudah melakukan kemitraan langsung dengan eksportir.  (Anthony Marsh dan Surip Mawardi)

Kopi Arabika Gayo (Sada Coffee Shop), hadir di Banda Aceh dengan Sanger Arabika

menempati ruangan 7 x 9 meter di jalan senangin no.21 Lampriet telah hadir cafe kopi yang menyajikan kopi Arabika gayo specialty. kopi arabika yang didatangkan langsung dari perkebunan diolah dari menjadi minuman kopi dan produk olahan lainnya, seperti bubuk kopi dan minuman kopi disajikan disini. " biji kopi kita datangkan langsung dari kebun milik cv. Nutrisi Aceh, yang merupakan perusahan perkebunan yang menerapkan sistem perawatan intensif terhadap perkebunan kopi, kemudian diproses menjadi biji kopi specialty, di Banda Aceh kita roasting dan kita olah akhirnya kita jual dengan harga terjangkau " ujar Mursada pemilik Sada Coffee Shop. sada coffee shop menyediakan minuman olahan kopi espresso, capucinno, coffee latte, dan bebagai minuman olahan lainnya. yang menarik ketika arabika gayo di olah menjadi kopi "sanger", kopi yang dicampur susu kental manis. sanger dikenal sebagai minuman kopi favorit di daerah Banda Aceh. Sada Coffee Shop Juga menjual bubuk kopi (ground Coffee), bubuk kopi di kemas dalam alumunium foil dalam berbagai kemasan berat. menurut Mursada, cafe kopi miliknya baru dibuka 3 hari sebelum pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh. selain menjual minuman dan bubuk kopi, Sada Coffee shop juga akan dijadikan tempat share (berbagi:red)Informasi dan bertukar informasi apa saja mengenai kopi, sesuai konsepnya coffee education


Kopi Ateng Super di Kebun Desa Lenga, Aceh Tengah; Tahun pertama berbuah 30 persen

Penanaman kopi di desa Lenga Aceh Tengah yang telah dilakukan pada akhir tahun 2009, telah mencapai 30 persen hasil. Hal ini sesuai dengan target. Walaupun tingkat kesulitan perawatan pohon kopi sangat tinggi, karena ditanam pada lahan sawah dengan kelembaban tanah tinggi, tiap baris pohon kopi dibuat drainase sedalam 30 cm dari permukaan tanah.
Percontohan Intensifikasi kebun kopi Arabika dengan memanfaatkan lahan sawah ini masih berada di ketinggian di atas 1100 m dpl.
Dengan menggunakan jarak tanam 140 Cm * 140 cm, luas kebun 1/4 ha di targetkan hasil panen pada pembuahan perdana ini mencapai 500 kg kopi beras (green bean) kadar air 14 %.




Selasa, 14 Februari 2012

Bentuk Kopi dan Rasio Konversi di Gayo

Bentuk Kopi dan Rasio Konversi di Gayo

Surip mawardi,

Kopi Gelondong Segar
Kopi gelondong segar = Kopi gelondong (merah) yang baru dipanen dari kebun.

Kopi gabah adalah Kopi biji yang masih dilapisi kulit kopi tanduk yang sudah dicuci bersih dan sudah dijemur beberapa saat sampai mencapai kering air, kadar air sekitar 40-45%.

Kopi labu adalah Kopi biji hasil penggilingan (huller) kopi gabah, kadar air 35-40 %




Kopi beras (green) adalah Kopi biji yang sudah tidak berkulit tanduk dan siap diperdagangkan (k.a. 14-18%).

1 kg gelondong segar     : 0,160 kg kopi beras (k.a. 11-12%).
1 kg Gabah kering angin : 0,344 kg kopi Beras (k.a.11-12%).
1 kg kopi Labu              : 0,498 kg kopi beras (k.a. 11-12%)
1 kg gelondong segar     : 0,465 kg gabah kering Angin (kering Air)
1 kg kopi Labu              : 1,449 kg gabah kering angin (kering air).
1 kg kopi beras              : 2,415 kg gabah kering angin (kering air).

Kopi Gabah













1 kg gabah (k.a. 40%) : 2,150 kg gelondong segar
1 kg gabah (k.a. 40%) : 0,690 kg kopi labu
1 kg gabah (k.a. 40%) : 0,414 kg kopi beras (k.a. >20 %)
1 kg gabah (k.a.40%) : 0,343 kg kopi beras (k.a. 11-12%)
1 bambu gelondong segar : 1,21 kg gelondong segar
1 kaleng gelondong segar : 12,1 kg gelondong segar
1 bambu kopi gabah : 1,30 kopi gabah
1 kaleng kopi gabah : 13,0 kg kopi gabah
1 rante (gayo) : 25 m × 25 m = 0,0625 ha
1 kaleng : 10 bambu 1 bambu : 2 Liter
Kopi Beras (Green Bean)




















Catatan : konversi dapat berubah karena faktor varietas, geografis, dll
Satuan-satuan penting dalam perdagangan kopi dunia dan konversinya
 a. LT (long Ton)
 b. SQ (Spanih quintal)
 c. Lbs (Libs, pound)
 d. MT (Metric ton)
 e. Bag (karung)
 1 kg = 2,2046 Lbs                  1 Lbs = 0,4540 kg                1 Lt = 1,016 kg
 1 kg = 0,084 LT                     1 SQ = 46 kg                        1 kg = 0,020 SQ
 1 bag = 60 kg kopi biji            1 MT = 1000 kg                   1 US $ = 100 cents




1 kg kopi Sangrai (Roasted bean) = 1,19 × 1 kg kopi biji
1 kg kopi bubuk (ground coffee) = 1,19 × 1 kg kopi biji
1 kg kopi instant (instant coffee)  = 2,60 × 1 kg kopi biji
1 kg kopi bentuk lain                   = 2,60 × 1 kg kopi biji

Usaha Perkebunan Kopi Arabika Gayo dengan Sistem Intensifikasi Lahan


Suatu Riset dan Analisis Usaha Perkebunan Kopi Arabika gayo dengan mengembangkan suatu metode baru mengenai managemen pengelolaan, perawatan.
Menyertakan Beberapa Analisis seperti Break Event Point (BEP),
Return Of Investment (ROI),
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio),
serta Pembagian keuntungan yang di harapkan dapat memberikan gambaran detail bagi para investor yang akan berinvestasi.
Dengan nilai value Return Of Investment 0,75, B/C Rasio 1,75. Dengan jangka waktu 15 tahun.
keterangan lebih lanjut silahkan kirim email: sada.mra3@gmail.com atau kirim pesan Facebook ke  mursada@facebook.com, Mursada Muhammad Rasyid Ahmad

Senin, 04 Juli 2011

Investasi di perkebunan kopi


Setelah melakukan penelitian dan uji coba intensifikasi perkebunan kopi selama 4 tahun , dengan luasan lahan uji coba 5 ha terpisah-pisah perhektarnya di dua kabupaten di Aceh tengah dan Bener Meriah, Propinsi Aceh.
Penanganan serta pengelolaan diberbagai kondisi lahan, serta tingkat keberhasilan yang telah dicapai, kami (CV. NUTRISI ACEH) membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi di perkebunan kopi.

Pembebanan buah Tahun ke 4


Gambar di ambil dari kebun LT1, Pembuahan perdana, mencapai 70% tingkat keberhasilan dihitung dari jumlah cabang, jumlah ruas buah, jumlah buah.
Berat buah dengan Asumsi hasil normal akan diperoleh hasil akhir sementara 1 kg biji kopi kering (kadar Air 14%) setiap batangnya. Untuk produksi per-Ha di prediksi mencapai 5 -6 ton biji kopi kering (kadar Air 14%, untuk masa panen raya diprediksi pada bulan oktober mendatang.
Untuk menepis anggapan bahwa pola intensifikasi yang dikembangkan hanya program sementara kami akan mengundang beberapa ahli budidaya kopi dari dinas perkebunan, dinas yang terkait lainnya, Forum Kopi Gayo serta masyarakat

Musim Berbunga


Sampel pembungaan pada cabang plagiotrof primer, menjadi 4 buah cabang plagiotrof sekunder( metode pembentukan cabang pola intensifikasi perkebunan kopi) sampel dari kebun LT 1 desa Tawarmiko, Aceh Tengah

Kebun LT 2 Tawarmiko


tinggi 1 meter, Jumlah tingkat cabang 12, bibit Ateng Super, jarak tanam 110 cm * 90 cm

Bibit Kopi untuk lahan R1, Desa Rembune, Kec. Timang Gajah, Kab. Bener Meriah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar